Agnostik mantan Islam
Agnostik adalah orang yang tidak meyakini agama, bisa dibilang mereka ragu akan kebenaran agama. Sehingga mereka memilih untuk tidak memeluk agama apa pun. Biasanya mereka menggunakan patokan tindakan berdasarkan kemanusiaan. Mereka berbuat baik karena landasan kemanusiaan. Mereka tidak mengharap pahala, begitu tandas mereka.
Mengapa mereka meragukan agama? Apakah karena agama memang kurang memiliki bukti yang kuat untuk diyakini, atau karena mereka yang terlalu kritis terhadap sesuatu, masih menjadi pertanyaan yang pelik. Yang jelas mereka merasa nyaman dengan keyakinan mereka yang tidak meyakini agama.
Agnostik lebih mengedepankan akal dan logika. Seperti sains, ya mereka sangat menyukai sains atau bisa dibilang menuhankan sains, karena sains bisa dibuktikan dengan logika dan sains bisa dirasakan dengan indra.
Ada beberapa orang yang mengaku keluar dari agama Islam kemudian memilih menjadi agnostik. Dari yang saya pahami, mereka keluar karena berbagai hal seperti karena mereka menemukan ketidaknyamanan dalam memeluk agama Islam atau karena mereka telah banyak membaca dan mempelajari kemudian menarik kesimpulan bahwa agama Islam hanya agama buatan manusia bukan murni dari Tuhan. Ya, karena memang agama tidak bisa dipahami dengan akal logika. Agama bisa dipahami dengan cara pandang agama itu sendiri. Misal, agama mengunginkan kita meyakini adanya Tuhan yang telah menciptakan segala sesuatu, maka kita harus percaya bahwa Tuhan memang yang menciptakan segala sesuatu, karena Tuhan Maha Pencipta.
Kita sebagai orang Indonesia mewarisi keyakinan orang tua, tidak perlu susah payah mencari keyakinan bisa lebih rentan menjadi murtad atau justru semakin menguatkan iman. Jadi tergantung pribadi masing-masing. Kesabaran dan logika yang menurut saya menentukan apakah seorang muslim atau pemeluk agama samawi lainnya tetap teguh pada pendirian awal.
Bagaimana mengembalikan agnostik menjadi Muslim? Masih susah dilakoni, karena bisa jadi semua tak lagi sama seperti dulu lagi. Maka ada doa dalam agama Islam agar kita tetap teguh di jalan Allaah. Ya muqalibal qulub tsabit qalbi aladdinnik.
Agnostik lebih mengedepankan akal dan logika. Seperti sains, ya mereka sangat menyukai sains atau bisa dibilang menuhankan sains, karena sains bisa dibuktikan dengan logika dan sains bisa dirasakan dengan indra.
Ada beberapa orang yang mengaku keluar dari agama Islam kemudian memilih menjadi agnostik. Dari yang saya pahami, mereka keluar karena berbagai hal seperti karena mereka menemukan ketidaknyamanan dalam memeluk agama Islam atau karena mereka telah banyak membaca dan mempelajari kemudian menarik kesimpulan bahwa agama Islam hanya agama buatan manusia bukan murni dari Tuhan. Ya, karena memang agama tidak bisa dipahami dengan akal logika. Agama bisa dipahami dengan cara pandang agama itu sendiri. Misal, agama mengunginkan kita meyakini adanya Tuhan yang telah menciptakan segala sesuatu, maka kita harus percaya bahwa Tuhan memang yang menciptakan segala sesuatu, karena Tuhan Maha Pencipta.
Kita sebagai orang Indonesia mewarisi keyakinan orang tua, tidak perlu susah payah mencari keyakinan bisa lebih rentan menjadi murtad atau justru semakin menguatkan iman. Jadi tergantung pribadi masing-masing. Kesabaran dan logika yang menurut saya menentukan apakah seorang muslim atau pemeluk agama samawi lainnya tetap teguh pada pendirian awal.
Bagaimana mengembalikan agnostik menjadi Muslim? Masih susah dilakoni, karena bisa jadi semua tak lagi sama seperti dulu lagi. Maka ada doa dalam agama Islam agar kita tetap teguh di jalan Allaah. Ya muqalibal qulub tsabit qalbi aladdinnik.
Comments
Post a Comment