Rasah Dipikir
Untuk sahabatku every where you are. Duuuh senengnya udah lulus sekolah/kuliah. Itu
artinya satu cita-cita sudah tercapai, alkhamdulillah,
congrats lho yaa. Buat yang pernah
kuliah, skripsi ibarat perang baratayudha, hahaha, bukan, bukan peperangan
antara pandhawa dan kurawa, yang ini lebih jauh ngeri, musuhnya paling sereeem,
yaitu diri sendiri. Konfliknya yaitu perang melawan kemalasan, ketakutan, dan
rasa pesimis. Males kalo tiap hari musti baca buku referensi, nunggu dosen
pembimbing dari pagi sampe sore, menuangkan ide dalam skripsi, revisi, dll.
Takut bimbingan kalo misalnya dapet dosen pembimbing yang sangar, pesimis mau
bimbingan kalo-kalo skripsinya acak-acakan, pesimis nggak bisa jawab pertanyaan
dosen ketika ujian pendadaran, dll. Semua hal menggelikan itu akhirnya tuntas
sudah dan terbayar lunas setelah wisuda dan dapet ijazah. Horeeee…
Sekarang, syukuri dulu kelulusannya,
dengan mengucap alkhamdulillah, bahwa
kelulusan ini tidak lepas dari nikmat Allah azza
wa jalla. Ucapkan terima kasih untuk keluarga, dosen, tenaga admin,
sahabat, dan orang-orang yang berjasa selama proses penyususnan skripsi
berlangsung. Sanjung kepada diri sendiri karena ia telah mampu bertahan dan
menuntaskan tugas yang teramat sulit. Jika dirasa sudah cukup euphoria-nya, sekarang pusatkan pikiran
untuk hal lain yang telah menunggu di ujung sana.
Usai lulus studi, di sekitar usia 22
tahun ini, mereka yang tergolong teenagers
beranjak dewasa harus menuntaskan salah satu tuntutan sosial yaitu bekerja agar
punya penghasilan. Duhhh mulai lemes deh kalo udah sampai sini, tapi nggak
masalah karena kita terlahir kuat. Aamiin. Di masa ini banyak anak muda yang
gelisah menentukan arah hidupnya untuk masa depan. Kegelisahan-kegelisahan
tersebut antara lain; bekerja apa pun dengan hasil (gaji) yang sedikit atau
menunggu ada peluang besar dengan gaji yang menarik. Ada juga fresh graduateyang memulai usaha, tapi
ternyata kok susah juga ya mau jadi pengusaha muda sukses dunia-akhirat
(termasuk penulis) hahaha. Yang sedang bernasib baik, ada juga yang diterima
bekerja di perusahaan bonafit dan keren dilihat dari sisi ke-dunia-wian.
Tidak jadi masalah atas
pilihan-pilihan di atas, yang menjadi problem adalah bagaimana kita fokus-kan
pikiran kita untuk bisa sukses di dalam jalan yang kita pilih. Sukses, banyak
sekali definisi sukses yang kita tahu, tergantung individu tersebut ingin
memaknai sukses versi on the spot
atau versi-nya sendiri. Kalau saya sendiri, saya lebih mencari kebahagiaan
daripada mencari sukses. Tapi itu juga bisa berarti bahwa sukses versi saya
adalah jika saya merasa bahagia. Iya, ternyata sukses versi saya adalah jika
saya melakukan hal-hal yang membuat saya bahagia. Tentu saja hal-hal yang
dilakukan adalah hal positif dan tidak bertentangan dengan syariat agama Islam.
Bahagia, siapa sih yang tidak ingin
hidup bahagia di dunia dan mulia di akhirat. Saya yakin pasti semua orang
menginginkan kebahagiaan, karena hal tersebut merupakan naluri yang otomatis
ingin dimiliki setiap orang. Bahagia itu rasanyanya di sini (nunjuk otak dan
hati). Kebahagiaan bisa diraih menggunakan logika dan perasaan. Logika yang
benar menuntun kita pada perasaan terbaik (Mario Teguh). Ingat lho ya, sesuatu
yang kita sukai belum tentu baik untuk kita dan sesuatu yang kita benci belum
tentu buruk bagi kita (Al-Baqarah: 216). Jadi ketika ada masalah yang harus
kita selesaikan dengan logika dan terkadang hal tersebut membuat kita sakit
hati, santai saja, tetap tenang, karena Allah tahu yang tepat untuk umat-Nya,
hanya saja saat itu logika kita belum dapat memahami sampai dengan taraf
pemikiran-Nya.
Balik ke masalah apa yang harus kita
lakukanagar hidup tetep happy, yang
musti kita lakukan yaitu kita perlu memilih pilihan yang ada kemudian jalani
dengan sepenuh kemampuan diri, dan jangan terpengaruh huru-hara orang. Jadi,
standar yang akan kita gunakan untuk merasakan sukses, nikmat, dan kebahagiaan
adalah standar yang kita buat sendiri. Jangan pake standar orang lain. Seperti
ketika kita ingin memasak nasi goreng tetapi menggunakan bumbu sop, pasti nasi goreng
kita tidak jadi sempurna.
Kasus yang banyak terjadi di
lingkungan sekitar kita adalah kita saling berlomba-lomba dalam hal materi.
Yang berdampak pada kegelisahan dalam hati mereka sendiri. Punya banyak uang
itu puuueeentiiiing, tapi sikap harus tetep sederhana. Maksudnya, hiduplah
sesuai dengan kemampuan yang sedang kita miliki, tidak berlebihan menampakkan
hal-hal yang berbau duniawi, dan ingat bahwa sukses dunia itu penting, tapi
akhirat jauh lebih penting.
Anak muda harus semangat meraih
cita-cita dengan dibarengi sikap yang sederhana.
Life is simple, people are
complicated. Be happy.
Comments
Post a Comment