Ta'aruf? Ah Kurang Meyakinkan


MASIH NANYA “KENAPA HARUS TA’ARUFAN DAN GAK BOLEH PACARAN?” INI 7 ALASANNYA!
1. Melalui ta'aruf, perjalanan cinta jadi lebih terjaga
2. Terhindar dari segala bentuk php, kalau oke, nikah. Kalau gak, cari yang lain tanpa baper apalagi galau
3. Kalau ta’aruf gagal, hati gak harus hancur berkeping keping
4. Proses saling mengenal menjadi lebih jujur dan apa adanya
5. Dengan ta'aruf kita bisa mengenal calon dan mengumpulkan informasi sebanyak-bbanyaknya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya
6. Ta’aruf cenderung dirahasiakan prosesnya sehingga terlindungi dari fitnah, insyaallah berkah pun terarah
7. Pasca menikah, perjalanan cinta yang sebenarnyalah dimulai, minim drama, dengan visi yang sama, mencintai pasangan selamanya, dan rasa tanggungjawab atas pilihan yang telah diambilnya.
Faktanya ta’aruf menghindarkan kita dari drama, memberi kita pilihan untuk menjalani hubungan dengan visi yang sama. Karena ta’aruf adalah salah satu cara yang bisa kita pilih untuk menemukan cinta sejati.
Setuju ?
Selamat menemukan cinta sejatimu, semoga Allah bantu! wink emotikon
Setia Furqon Kholid
sengaja saya mengutip kata-kata Setia Furqon Kholid di atas untuk menjadi benang merah atas pengalaman yang telah saya alami 7 bulan yang lalu. intinya saya akan "ngudarasa" yang semoga bisa menghasilkan katarsis bagi saya dan bagi pembaca bisa mengambil hikmahnya.

repot memang, jadi orang yang tidak mudah percaya kata-kata orang. termasuk saya, jadi saya harus benar-benar melihat dan mengalaminya sendiri agar bisa percaya dengan apa yang orang lain katakan. meskipun terkadang kata-kata orang itu tidak selalu salah. seperti orang tua saya yang selalu menasehatkan untuk tidak berpacaran, namun saya ngeyel tetap berpacaran, dulu ketika SMA. jadi saya harus menghabiskan banyak waktu, tenaga, dan pikiran dulu hanya untuk membuktikan kebenaran perkataan orang tua saya. dan dari pengalaman berpacaran, saya memutuskan untuk mengambil kesimpulan bahwa pacaran itu sebaiknya dihindari, kenapa? karena ada solusi lain untuk itu yaitu ta'aruf.

awalnya saya pun tak suka dengan konsep ta'aruf. yang identik dengan baru kenal sebentar langsung nikah. yang identik dengan tidak bisa mengetahui sifat-sifat dan tindakan asli calon suami / istri. kenapa tidak bisa mengetahui sifat-sifat dan tindakan asli calon suami / istri? karena kembali lagi saya orangnya butuh bukti yang rasional dan melibatkan logika untuk mempercayai sesuatu, padahal dalam ta'aruf, informasi yang kita peroleh mengenai pasangan hanya lewat cerita informan. bayangkan betapa rapuhnya pijakan tersebut bagi saya. saya yang tidak akan percaya begitu saja dengan kata-kata orang. tapi di sisi lain saya juga sudah memutuskan untuk tidak memilih calon suami melalui pacaran. 

tapi bukan Tuhan namanya jika tidak ada solusi bagi suatu hukum/syariat/keputusan hahaha. Allah memerintahkan kepada kita untuk tidak mendekati zina (tidak pacaran salah satunya). lalu dengan cara apa kita mengenal pasangan? ya berkenalan saja, tanya identitas, hobi, keluarga dll, tapi jangan sampai pacaran. jangan. pokoknya jangan. mskipun mungkin dengan pacaran kita bisa lebih tahu kelakuan pasangan kita yang sebenarnya, namun siapa bilang taaruf tidak bisa memperlihatkan tindakan calon suami/istri yang sebenarnya. 

lalu bagaimana kita tahu jika seandainya calon suami/istri kita itu bermasalah, meskipun nggak harus pacaran.

1. tetep cari informan. untuk apa? ya ditanyai pendapatnya tentang calon kita.

2. lakukan riset di internet tentang calon, biarlah dibilang kepo, karena menurut saya orang yang tahu akan lebih bijaksana dan paham dalam mengambil tindakan.

3. Berpikir kritis dalam menganalisa. Karena kalau tidak kritis, bisa gampang ditipu.

4. Suka boleh tapi jangan mengabaikan keburukan calon. Kalau calon kita memiliki keburukan yang fatal meskipun kita suka padanya. Tinggalkan. Tidak ada jaminan dia akan berubah setelah menikah. 

Comments

Popular posts from this blog

Cara mengetahui tipe kulit wajah

Apakah Skincare Mengenal Gender

Kelas Bisnis NAM AIR